TBNews Sumbar – Dalam upaya membangun karakter spiritual personel Polri sekaligus mempererat hubungan antara polisi dan masyarakat, Kapolda Sumatera Barat Irjen Pol. Dr. Drs. Gatot Tri Suryanta, M.Si., CSFA mencetuskan program unggulan bernama Gerakan Subuh Berjamaah (GSB). Program ini kini menjadi kegiatan rutin yang dilaksanakan di seluruh jajaran Polres di Sumatera Barat.
Salah satu daerah yang aktif melaksanakan program ini adalah Polres Solok Selatan, di bawah pimpinan AKBP M. Faisal Perdana, S.I.K. GSB ini menyentuh hingga ke tingkat Polsek, termasuk Polsek Sangir yang dipimpin oleh IPTU Syofiar Yulianto.
GSB merupakan gerakan keagamaan yang mengajak anggota kepolisian untuk melaksanakan salat subuh berjamaah di masjid bersama masyarakat. Program ini bertujuan memperkuat keimanan anggota Polri serta menciptakan kedekatan emosional dengan warga yang dilayani.
Kapolda Sumbar menjelaskan bahwa GSB bukan hanya program ibadah, tapi juga bentuk nyata bahwa Polri hadir sebagai bagian dari kehidupan sosial dan spiritual masyarakat.
“Kami ingin polisi menjadi figur yang membimbing, bukan sekadar mengamankan. Ibadah bersama adalah jembatan kepercayaan,” tegas Irjen Pol. Gatot.
Program ini diikuti oleh seluruh jajaran kepolisian, dari tingkat Polres hingga Polsek. Di Polres Solok Selatan, Kapolres AKBP M. Faisal Perdana, S.I.K mendorong penuh implementasi GSB di semua Polsek, termasuk di Polsek Sangir yang menjadi salah satu pelaksana aktif.
Kapolsek Sangir, IPTU Syofiar Yulianto, mengatakan bahwa setiap harinya personel Polsek bergiliran mengikuti salat subuh berjamaah di masjid-masjid di wilayah Sangir, sekaligus menjalin silaturahmi dengan masyarakat sekitar.
“Kami datang bukan sebagai penegak hukum, tapi sebagai saudara dalam ibadah. Dari subuh inilah keakraban itu tumbuh,” ungkap IPTU Syofiar.
GSB dilaksanakan setiap hari menjelang subuh di masjid-masjid yang tersebar di seluruh wilayah hukum Polsek Sangir. Kegiatan ini tidak terbatas pada hari kerja, bahkan dilaksanakan saat akhir pekan dan hari libur demi membangun komitmen spiritual berkelanjutan antara polisi dan masyarakat.
GSB hadir sebagai jawaban atas kebutuhan masyarakat terhadap polisi yang lebih humanis, religius, dan mudah diakses. Dengan hadirnya polisi dalam suasana ibadah, masyarakat merasa lebih tenang dan nyaman.
Program ini juga menjadi sarana mendengarkan langsung aspirasi warga, serta memperkuat kepercayaan publik terhadap Polri.
Anggota polisi yang mengikuti GSB datang ke masjid tanpa membawa atribut dinas, agar tidak menciptakan jarak psikologis dengan warga. Usai salat, mereka berdialog ringan dengan jemaah, mendengar keluhan atau masukan terkait keamanan lingkungan, hingga sekadar berbincang hangat soal kehidupan sehari-hari.
Kegiatan ini sering ditutup dengan sarapan bersama, menandakan kebersamaan yang hangat tanpa sekat antara polisi dan masyarakat.
Respon masyarakat terhadap GSB sangat positif. Kehadiran polisi saat subuh memberikan kesan yang berbeda di hati warga.
Pak Ismail (62), warga Nagari Lubuk Gadang Utara, menyampaikan kesan mendalamnya.
“Sudah lama saya tak melihat polisi duduk bersama kami di masjid. Mereka datang tidak membawa senjata, tapi membawa ketenangan. Ini yang kami rindukan dari seorang aparat.”
Sementara itu, Ibu Yulia (41), pedagang sarapan pagi di sekitar masjid, menuturkan:
“Anak-anak kami jadi semangat ke masjid karena lihat polisi pun ikut salat subuh. Ini contoh nyata, bukan cuma kata-kata. Semoga GSB tetap berjalan.”
Dengan terus berlangsungnya Gerakan Subuh Berjamaah, Polri khususnya di jajaran Polres Solok Selatan tidak hanya menjalankan tugas menjaga keamanan, tetapi juga membangun kedamaian dari dalam jiwa masyarakat.
Kapolres AKBP M. Faisal Perdana berharap program ini menjadi budaya baru yang menyatu dalam kehidupan sehari-hari masyarakat dan polisi.
“Polisi bukan hanya pelindung, tapi juga teladan. Subuh adalah waktu yang suci, dan kami ingin hadir di waktu-waktu terbaik itu bersama rakyat,” tutupnya.